Tuesday 29 January 2013

Pasanggiri Jaipongan Jugala Raya 2013


RETNO HY/"PRLM"

RETNO HY/"PRLM"
SEJUMLAH peserta Pasanggiri Jaipongan Jugala Raya 2013 melakukan orientasi panggung di Gedung Kesenian Sunan Ambu kampus STSI Bandung, Jalan Buah Batu Bandung, Senin (28/1)*

Salah Satu Peserta Pasanggiri ini, ada dari SDN Cibeureu CBM yang kita Cintai, Yaitu Laifa Nur Fathira Herlin. Do'akan yaaa... Semoga Dia mendapatkan Prestasi kembali di dunia Tari.... Chayoo...
BANDUNG,(PRLM).- Seni tradisi yang pada hakikatnya merupakan representasi dari kebudayaan luhur. Sejak dulu telah menjadi media pendidikan yang ampuh dalam membentuk karakter masyarakatnya.
Diungkapkan Lalan Ramlan, S.Sn., M.Hum., masyarakat modern masa kini telah kehilangan orientasi hidup, terombang-ambing oleh centang perenang kusutnya zaman.”Pergeseran budaya dan nilai-nilai mendistorsi pola pikir dan prilaku masyarakat kita,” ujar Lalan disela-sela orientasi kegiatan Pasanggiri Jaipongan Jugala Raya 2013, bertajuk, "Ajang Adu Nilai Jaipongan Jadul dan Kekinian", bertempat di Gedung Kesenian Sunan Ambu, kampus STSI Bandung, Senin (28/1).
Pengenalan kembali dengan diikuti berbagai kegiatan pendukung merupakan langkah efektif dalam membangun karakter masyarakat. Hal ini telah dibuktikan masyarakat Jawa Barat, dimana seni tradisi masih tumbuh berkembang mampu meredam konflik yang terjadi di masyarakat.
Sementara ketua penyelengga Pasanggiri Jaipongan Jugala Raya 2013, Mira Tejaningrum Gumbira, mengatakan bahwa penyelenggaraan kegiatan bukan hanya untuk mengenalkan kembali seni ibing jaipongan sebenarnya ke masyarakat luas.
“Kami melihat animo maupun apresiasi masyarakat terutama anak-anak remaja bahkan balita terhadap ibing jaipongan sangat tinggi sekali, dan hal ini butuh arahan yang benar,” ujar Mira.
Pasanggiri Jaipongan Jugala Raya 2013 yang akan digelar mulai Selasa (29/1) hari ini hingga Sabtu (2/2) mendatang, menurut Mira diikuti peserta dari 32 sanggar dari wilayah Priangan. Peserta terdiri dari 80 orang peserta tunggal anak, 74 orang peserta umum, 16 kelompok rampak anak dan 25 kelompok rampak umum.
“Mudah-mudahan melalui penyelenggaraan ini akan membangun karakter bangsa pada anak usia dini. Selain itu juga melestarikan seni dan budaya tradisi,” ujar putrid pertama maestro seni trai Gugum Gumbira Tirasonjaya. (A-87/A-26).** (Pikiran Rakyat Online)Red.
*