Wednesday, 17 February 2016

Karya RAINAH

KECEWA

 

Mataku mengerjap

Kulihat sekelilingku gelap

Kupejamkan kembali

Tapi tetap tak ada secercah sinar pun di sini

 

Hatiku bergemuruh

Sudah remuk dan tak utuh

Air mata ku jatuh

Aku bukan manusia tangguh

 

Ku melangkah namun tak berarah

Ingin marah tetapi hanya bisa pasrah

Terserah kau jika ingin menyebut aku serakah!

Lagipula aku menyerah!

Aku sudah kalah!

 

Hatiku nyeri…

Bagai ditusuk beribu duri

Mengapa kau tidak pergi?

Jangan menunggu hingga ku benci.

Dan biarkan saja aku sendiri

//////

                                          Navigasi

Kicaumu bak belati

Tajam, menusuk hingga ulu hati

Sedikit namun berarti

Karena itulah amarahku menjadi benci

Satu, dua, tiga kali…

Setelahnya aku harus pergi.

Karena mawar ku t’lah layu

Dan tertinggal tangkai berdebu

Namun, kemana aku kan pergi?

Haruskah aku ikuti cahaya menara api?

 Karena sesungguhnya aku hanyalah biduk kecil yang tak pernah menepi

Terombang ambing ombak dan berteriak

Terhempas karang lalu mengerang

Dan begitu seterusnya.

Sampai mercusuar itu kembali bercahaya.

No comments:

Post a Comment